Rabu, 19 September 2012

BUAYA YANG TAK TAHU DIRI KELAS VII SEMESTER GASAL


Buaya yang tak tahu diri

Tengah hari di hutan rimba terdengar suara minta tolong. Suaranya meraung-raung. Tolong...tolong  !!!!!. Seekor kerbau hutan sedang lewat dan mendengar teriakan itu. Sang kerbau pun menghampiri untuk melihat apa yang terjadi.
Terlihat seekor buaya yang merintih kesakitan sambil sesekali berteriak minta tolong. Badanya tertimpa pohon yang roboh akibat hujan lebat tadi malam. Sang  buaya melihat ada seekor kerbau yang datang. Matanya bersinar, dalam hatinya berkata, inilah penolongku.
"WAhai teman tolonglah aku yang yang tertimpa pohon ini. Aku tak bisa melepasskan batang pohon ini dari tubuhku. Kalau tak ada yang menolong aku pasti akan mati.
"Sang kerbau merasa kasihan dan ingin menolonnya.Sang kerbau menghampiri buaya dan dengan tanduknya digulingkannya pohon yang menindih tubuh buaya tersebut.
"Terima kasih sahabat atas pertolonganmu. Maaf badanku lemas sekali , bolehkah aku minta di gendong kamu?
"Kalau badanmu benar-benar lemas dan tak bisa jalan, silahkan naik ke punggungku.
"Sang kerbau menundukkan badannya, lalu sang buaya pun merangkak dan naik di punggung kerbau.
Setelah buaya naik, kerbau pun bangkit dan mulai berjalan.Di tengah perjalanan, sang buaya mulai terasa lapar. Ia menengok ke kanan dan ke kiri. Tak ada makanan yang bisa dimakan. Tiba-tiba timbul ide gila di benaknya.
"Wahai sahabatku, kata orang kalau mau menolong jangan tanggung-tanggung. Saat ini aku lapar sekali, bolehkah aku memakan punukmu?
"Sang kerbau terkejut dan menjawab kesal,
"Apa kau mau makan punukku?'
"Ya tak ada jalan lain, aku harus memakan punukmu!"
Sang kerbau mencoba menjatuhkan buaya dari punggungnya dengan jalan menggoyang-goyangkan badannya. Tapi sang buaya malah semakin erat mencengkeramnya Terdengar gaduh akibat pergulatan ini. Saking gaduhnya sampai terdengar sang kancil yang lagi lewat agak jauh dari tempat tersebut.Sang kancil larii menghampiri mereka. Ia pun berteriak,
"Hai apa yang kalian lakukan, sesama hewan tak boleh berkelahi."
Sang kerbau berteriak," Ini buaya yang tak tahu diri, masa sudah ditolong malah mau makan punuk saya!"
"Benar itu buaya?"kata kancil sambil melihet aliran darah yang mengalir di tubuh sang kerbau.
"Ya karena aku lapar sekali dan aku tak bisa pergi kemana-mana. Setelah tertimpa pohon badanku lemas sekali. Kukatakn ke kerbau ini,kalau menolong jangan setengah-setengah. Kuminta ia merelakan sedikit dagingnya untuk kumakan."
"Oke aku ingin menolong kalian, tapi aku harus tahu awal kejadiannya. Ayo kita pergi ke tempat semula."
Ketiganya pun pergi ke tempat di mana si buaya tertimpa pohon.
"Oke sekarang peragakan bagaimana kejadian awalnya."Sang  buaya tanpa curiga sedikit pun menuruti perintah si kancil. Ia berbaring seperti saat sebelum tertimpa pohon. Sang kerbau juga menanduk batang pohon dan menggulingkannya ke arah badan buaya. Batang pohon tersebut melintang di atas badan buaya.
Sang buaya menjerit sakit,"Aduh jangan keras-keras naruh pohonnya!"
"Ayo kerbau tinggalkan hewan yang tak tahu diri ini. Sudah ditolong malah mau membunuh penolongnya."teriak sang kancil.
Kerbau agak  bingung, tapi akhirnya paham akan ucapan kancil dan  mulai beranjak meninggalkan tempat itu.Sang buaya teriak-teriak minta jangan di tinggalkan seorang diri di hutan. Dia juga berteriak tidak akan makan daging sang kerbau.
"Sudah jangan pedulikan lagi teriakannya. Jalan terus, biarkan ia menerima hukumannya. Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar