Buaya yang tak tahu diri
Tengah hari di hutan
rimba terdengar suara minta tolong. Suaranya meraung-raung. Tolong...tolong
!!!!!. Seekor
kerbau hutan sedang lewat dan mendengar teriakan itu. Sang kerbau pun
menghampiri untuk melihat apa yang terjadi.
Terlihat seekor buaya
yang merintih kesakitan sambil sesekali berteriak minta tolong. Badanya
tertimpa pohon yang roboh akibat hujan lebat tadi malam. Sang buaya
melihat ada seekor kerbau yang datang. Matanya bersinar, dalam hatinya berkata,
inilah penolongku.
"WAhai teman
tolonglah aku yang yang tertimpa pohon ini. Aku tak bisa melepasskan batang
pohon ini dari tubuhku. Kalau tak ada yang menolong aku pasti akan mati.
"Sang kerbau
merasa kasihan dan ingin menolonnya.Sang kerbau menghampiri buaya dan dengan
tanduknya digulingkannya pohon yang menindih tubuh buaya tersebut.
"Terima kasih
sahabat atas pertolonganmu. Maaf badanku lemas sekali , bolehkah aku minta di
gendong kamu?
"Kalau badanmu
benar-benar lemas dan tak bisa jalan, silahkan naik ke punggungku.
"Sang kerbau
menundukkan badannya, lalu sang buaya pun merangkak dan naik di punggung
kerbau.
Setelah buaya naik,
kerbau pun bangkit dan mulai berjalan.Di tengah perjalanan, sang buaya mulai
terasa lapar. Ia menengok ke kanan dan ke kiri. Tak ada makanan yang bisa
dimakan. Tiba-tiba timbul ide gila di benaknya.
"Wahai sahabatku,
kata orang kalau mau menolong jangan tanggung-tanggung. Saat ini aku lapar
sekali, bolehkah aku memakan punukmu?
"Sang kerbau
terkejut dan menjawab kesal,
"Apa kau mau makan
punukku?'
"Ya tak ada jalan
lain, aku harus memakan punukmu!"
Sang kerbau mencoba
menjatuhkan buaya dari punggungnya dengan jalan menggoyang-goyangkan badannya.
Tapi sang buaya malah semakin erat mencengkeramnya Terdengar gaduh akibat
pergulatan ini. Saking gaduhnya sampai terdengar sang kancil yang lagi lewat
agak jauh dari tempat tersebut.Sang kancil larii menghampiri mereka. Ia pun
berteriak,
"Hai apa yang
kalian lakukan, sesama hewan tak boleh berkelahi."
Sang kerbau
berteriak," Ini buaya yang tak tahu diri, masa sudah ditolong malah mau
makan punuk saya!"
"Benar itu
buaya?"kata kancil sambil melihet aliran darah yang mengalir di tubuh sang
kerbau.
"Ya karena aku
lapar sekali dan aku tak bisa pergi kemana-mana. Setelah tertimpa pohon badanku
lemas sekali. Kukatakn ke kerbau ini,kalau menolong jangan setengah-setengah.
Kuminta ia merelakan sedikit dagingnya untuk kumakan."
"Oke aku ingin
menolong kalian, tapi aku harus tahu awal kejadiannya. Ayo kita pergi ke tempat
semula."
Ketiganya pun pergi ke
tempat di mana si buaya tertimpa pohon.
"Oke sekarang
peragakan bagaimana kejadian awalnya."Sang buaya tanpa curiga
sedikit pun menuruti perintah si kancil. Ia berbaring seperti saat sebelum
tertimpa pohon. Sang kerbau juga menanduk batang pohon dan menggulingkannya ke
arah badan buaya. Batang pohon tersebut melintang di atas badan buaya.
Sang buaya menjerit
sakit,"Aduh jangan keras-keras naruh pohonnya!"
"Ayo kerbau
tinggalkan hewan yang tak tahu diri ini. Sudah ditolong malah mau membunuh
penolongnya."teriak sang kancil.
Kerbau agak
bingung, tapi akhirnya paham akan ucapan kancil dan mulai beranjak
meninggalkan tempat itu.Sang buaya teriak-teriak minta jangan di tinggalkan
seorang diri di hutan. Dia juga berteriak tidak akan makan daging sang kerbau.
"Sudah jangan
pedulikan lagi teriakannya. Jalan terus, biarkan ia menerima hukumannya. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar